Manisnya Pohon Kehidupan

Pohon Kelapa

        Menjumpai pohon kelapa berbaris saat menyusuri desa-desa penghasil gula kelapa di Cilongok, Banyumas. Tiba di kelompok tani Sari Manggar, kami disambut semerbak mewangi gula kelapa habis di oven. Bau harum nan legit ini membelai hidung, serasa mencium aroma kerja keras penderes saat memanjat pohon kelapa untuk ambil nira. Yang dilanjutkan dengan memasak nira hingga menjadi gula cetak dan kristal atau biasa disebut dengan gula semut. Sembari menyesap kopi, seorang Ibu bersama anak kecilnya datang membawa 5 kg gula kelapa untuk disetor kepada ketua kelompok, si Ibu pun nampak sumringah saat pulang dengan membawa beberapa lembar uang warna biru. 

Gula kelapa merupakan merupakan pemanis alami yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun, baik teknik menderes nira maupun proses membuat gula kelapa. Dan setelah sekian lama gula kelapa dalam bentuk cetak ada di dapur  untuk kebutuhan masak dan obat tradisional. Beberapa tahun belakangan ini, gula kelapa mendapatkan popularitas Internasional karena hasil penelitian menyebutkan bahwa gula kelapa yang diproses secara alami memiliki indeks glikemik 35, lebih rendah dibandingkan dengan gula rafinasi sebesar 65-100.[1] Gula kelapa merupakan sumber mineral yang baik seperti fosfor, kalium, kalsium, magnesium, zat besi dan kandungan zat besinya sepuluh kali lipat dari brown sugar (gula refinasi dicampur molases).[2] Selain kandungan antioksidan gula kelapa tinggi, juga profil aromanya yang khas memberikan cita rasa tersendiri untuk produk makanan dan minuman. 


Meningkatnya perubahan pola makan sehat untuk kesehatan mendorong pelaku hidup sehat untuk mencari sumber nutrisi sehat, alami dan organik. Gula kelapa dipilih untuk mengganti gula rafinasi yang lebih kaya nutrisi. Alasan lain, gula kelapa organik yang bahan baku utamanya adalah nira, dalam proses memasaknya tanpa mencampurkan bahan kimia sama sekali. Juga, nira disadap dari pohon kelapa yang tumbuh tanpa adanya input bahan kimia sintetis. Sertifikasi organik sangat mahal untuk kelompok tani, maka yang dilakukan adalah self declare bahwa praktek pertanian yang dilakukan ramah lingkungan, tanpa menggunakan bahan kimia (pupuk kimia, pestisida dan lainnya). Astratama, NGO yang fokus pada pemberdayaan ekonomi, sudah lebih dari tujuh tahun mendampingi kelompok tani untuk peningkatan kualitas produksi dan akses pasar. Seiring dengan terbentuknya pasar gula kelapa dalam tujuh tahun ini, terhitung ratusan petani sudah menerima manfaat dari manisnya pohon kelapa yang juga disebut “trees of life”. 

 



[1] P. Rethinam, 2018. International Scenario of Coconut Sectorhttps://doi.org/10.1007/978-981-13-2754-4_2

[2] Aparnna V.P., Anil Kumar Chauhan and Shubhendra Singh, 2023. Palm-Based Beverages Around the World: A Review. DOI: 10.2174/1573401319666230417083106 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer