Harmonisasi Kebun
![]() |
Denah Kebun Tetap |
Agroforestry adalah pertanian dengan pepohonan. Demikian definisi singkat agroforestry (wanatani). Agroforestry dapat digambarkan dengan mengintegrasikan pepohonan dalam lahan pertanian dengan penggunaan tanaman pertanian dan ternak di hutan. Dalam prakteknya menurut The Agroforestry Handbook (2019) “menyatukan vegetasi berkayu (pohon atau semak belukar) dengan sistem tanaman dan atau hewan untuk mendapatkan manfaat dari interaksi ekologi dan ekonomi yang dihasilkan”. [1] Agroforestry memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas tanah yang memberikan manfaat bagi lingkungan. Tanah yang sehat berfungsi sebagai fondasi ekosistem hidup yang sangat bermanfaat untuk tanaman, manusia dan hewan.[2]
Josef Maan |
YMTM (Yayasan Mitra Tani Mandiri), sebuah NGO pertanian berkelanjutan di Kefamenanu NTT yang berdiri sejak tahun 1997. YMTM mempraktekan agroforestry bersama desa dampingan yang berada di TTS (Timor Tengah Selatan), Belu dan Malaka. YMTM melakukan pendekatan kepada petani untuk mengubah kebiasaan pola tanam dengan ladang berpindah dan ternak berkeliaran di hutan menjadi pengelolaan di kebun tetap. Saat kami berkesempatan mengunjungi sebuah desa di Belu, kami mendengarkan beberapa perempuan yang tergabung dalam kelompok tani. Mereka menjelaskan tentang denah kebun tetap; merupakan pengelolaan kebun keluarga yang mengelola tanaman keras di lahan pertanian untuk kebutuhan manusia dan pakan ternak. Mengawali cerita, mereka menyiapkan lahan dengan memberikan pupuk kompos untuk mendapatkan kualitas tanah yang baik. Air yang terbatas membuat kebun dibuat terasering dan sebagai penahannya ditanam pohon pelindung. Lantas, mereka gali lubang untuk benih yang siap ditanam dengan model baris. Untuk mengelola hasil panen agar ketahanan pangan keluarga terjaga, mereka menanam tanaman berdasarkan usia. Untuk kebutuhan pangan keluarga maka menanam usia pendek untuk kebutuhan makan harian dan sisanya bisa dijual ke pasar. Kemudian tanaman usia menengah seperti umbi-umbian dan tanaman usia panjang seperti pohon buah atau tanaman perkebunan usia tahunan yang dapat digunakan untuk investasi pendidikan dan hari tua. Dengan argroforestry ini, mereka dapat menanam lebih dari 70 tanaman sebagai upaya untuk peningkatan keanekaragaman hayati di kebun tetap. Ketika kami melihat kebun tetap salah satu anggota kelompok tani, mata kami terbelalak dengan harmonisasi tanaman berdasarkan usia dan ternak, selayaknya sebuah panggung musik yang memainkan tempo cepat dan lambat. Kami menikmati tanaman siap panen dengan pohon pelindung yang teduh. Sementara itu, kandang sapi yang berada di area yang sama berisi pakan ternak dari petik dedaunan hasil kebun yang rimbun dari tanah yang subur. Dan, sapi yang gemuk menunggu waktu tiba untuk dijual.
Terasering Kebun Tetap |
Praktek agroforestry ibaratnya sebuah lingkaran yang mengelola limbah dedaunan, tanaman dan kotoran sapi sebagai input kesuburan tanah untuk menghasilkan produktivitas tanaman. Pada kebun tetap, kami melihat wajah sumringah perempuan-perempuan yang kami temui. Karena kebutuhan makan, pendidikan dan kebutuhan hidup berasal dari kebun yang dikelola dengan baik. Bahkan, kami tidak menjumpai kasus stunting, meski makan protein hewani hanya pada saat tertentu, namun kebutuhan nutrisi dari kebun sangat mencukupi. Sepulang dari kebun, kami menyantap jagung bose dengan rupa-rupa sayur hasil kebun seraya mendengar cerita pedampingan dari Direktur YMTM, “Banyak yang kami pelajari dan lakukan dengan agroforestry ini. Kami bersama pemerintah desa juga membuat langkah konservasi air dengan melakukan penanaman pohon disekitar sumber mata air, agar dusun-dusun mendapatkan kecukupan air untuk kebun dan rumah tangga. Bisa dikatakan juga, ini merupakan mitigasi perubahan iklim….” tutur Josef Maan.
[1] The Agroforestry Handbook: Agroforestry for the UK, 2019. The Woodland Trust &Soil Association
[2] Jeanne Dollinger . Shibu Jose, 2018. Agroforestry for soil health. https://doi.org/10.1007/s10457-018-0223-9
Komentar
Posting Komentar