Jagung Berkelanjutan

Jagung bose, aneka sayur dan sambal
    Setiap buka pintu di pagi hari, saya melihat hamparan tanaman jagung yang berada di sebelah kiri rumah, sedangkan tanaman sorghum ada di sebelah kanan dan setelahnya ada beragam tanaman palawija. Pemandangan nan menarik mata ini menemani pertumbuhan masa remaja saya di rumah dinas Balai Benih Palawija, Jepara. Saat panen tiba, Ibu sangat pandai mengolahnya menjadi makanan utama nan lezat dan bergizi. Demikian juga dengan Ibu-Ibu yang tergabung dalam Kelompok Tani di desa-desa yang berada di wilayah TTS (Timor Tengah Selatan), Belu dan Malaka, NTT (Nusa Tenggara Timur) jagung diolah untuk jamuan makan siang menjadi jagung bose, makanan khas NTT, lengkap dengan aneka sayur dan lauk pauk. Mata saya berbinar saat memindahkan jagung bose dalam piring, kemudian diguyur dengan kuah kuning, sayur hijau dan sambal tomat mentah yang segar. Dunia serasa berhenti saat satu suapan jagung, kacang, kuah, sayur dan sambal memeluk lidah saya. Rasa dan tekstur terpilin dengan sempurna. Satu piring dalam genggaman saya tersaji dari kebun tetap hasil usaha ketahanan pangan keluarga, minim jejak karbon dan ditanam dengan pertanian berkelanjutan yang didampingi oleh YMTM (Yayasan Mitra Tani Mandiri).

 

Jagung dan hasil panen di Lopo

    Jagung merupakan tanaman dengan siklus hidup 80-150 hari. Proses tanamnya mulai persiapan lahan dengan diberikan nutrisi pupuk kompos, kemudian olah lobang untuk tanam benih dan proses pengelolaan tanaman. Jagung yang sudah di panen akan dijemur selama 3 hari atau sesuai kebutuhan untuk mengurangi kadar air. Kemudian jagung disimpan di lumbung untuk kebutuhan beberapa bulan sebagai ketahanan pangan keluarga. Jagung, singkong dan umbi-umbian merupakan alternatif karbohidrat, karena tanam padi terkendala dengan ketersediaan air. “Kalo kami makan hanya nasi dan sayur saja, artinya kami disini masa paceklik, mama”, ujar kepala desa yang menemani kami makan.

 

    Kandungan nutrisi dari jagung terdiri dari kalori, karbohidrat, potein, serat, lemak menurut USDA FoodData Central tentang profil jagung. Jagung yang kaya nutrisi ini, juga memberikan manfaat bagi ternak dan mengurangi dampak lingkungan. Limbah tanaman jagung paska panen dapat menjadi pakan ternak; daun, tongkol jagung, jerami jagung. Pemaanfaatan limbah jagung ini selain bermaanfaat bagi lingkungan, pakan ternak yang tidak perlu beli, juga memiliki sumber serat yang dibutuhkan oleh ternak; sapi dan kambing.  Jadi, tanaman jagung yang diolah di kebun tetap memberi manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial.

Komentar

Postingan Populer