Lapandewa Melaju
Merantau. Kata yang sering terucap, manakala putus asa pada desa yang tak lagi bisa memberi penghidupan. Desa yang kering, lahan berbatu dan tak ada listrik membulatkan tekad para lelaki di desa ini untuk merantau. Hari Sun, salah satunya. Sarjana dari Universitas Dayanu Ikhsanudin, Buton, yang sempat menikmati bekerja sebagai reporter Radio Elshinta di Bau-Bau. Akhirnya memutuskan untuk pulang ke Desa Lapandewa, Buton, Sulawesi Tenggara.
Membangun desa. Begitulah kalimat yang selalu ada dalam hati dan pikirannya. Melihat kondisi desa yang tandus, serasa tidak mungkin. Desa yang sejahtera aman sentosa dan ada lapangan pekerjaan, itulah yang menjadi dambaan Hari Sun. Bersama dengan abangnya, Arif Jau yang kebetulan adalah Kepala Desa Lapandewa dan warga, mulai mewujudkannya dengan langkah awal membangun Kelompok Tani Kaombo Labukutorende pada 7 Juni 2010. Bagi masyarakat, modal memang jadi kendala untuk berusaha, maka dibentuklah Koperasi Simpan Pinjam dengan beranggotakan awal 14 orang.
Mustafa, pendamping dari LSM SINTESA, Buton memberikan majalah ACCESS kepada Hari Sun, rupanya majalah ini memberikan inspirasi untuk membuat radio komunitas. Ditangan La Alu, teknisi elektronik yang tak sempat tamat SMP membuat radio ini menjadi ada. Dan, tepat 13 hari setelah terbentuknya Kelompok Tani tersebut, radio komunitas yang bersumber dari panel surya dengan daya 3 Watt, mengudara. Radio ini memberikan informasi mengenai kegiatan petani, promosi keberlanjutan sumber daya alam dan tentu saja musik sebagai hiburan.
*Hari Sun siaran di studio Radio Komunitas Sinar Lapandewa, yang menempati rumah La Alu.
Melalui Radio Komunitas SInar Lapandewa, jumlah anggota kelompok tani bertambah dari 14 orang menjadi 114 orang dengan modal awal Rp 370.000, saat ini modalnya mencapai Rp 143 juta. Kini, koperasi tersebut dapat memberikan pinjaman modal kepada anggotanya Rp 1-2 juta per orang.
Ada hal lain yang mengagumkan dari desa ini. Usaha makanan dari anggota perempuan Kelompok Tani pun bertumbuh. Keripik keju dan kacang mete membuat ketagihan bagi yang sudah mencicipnya. Dengan harga lima ribu rupiah bisa mendapat keripik keju dan tigapuluh ribu rupiah untuk kacang metenya. Perempuan-perempuan ini terus berkreasi meciptakan snack yang enak dengan modal dari Koperasi.
*Kacang Mete dan Keripik Keju nan lezaaat
Kendala tak menjadi urung untuk melangkah…
Kini, Lapandewa terus melaju…
Komentar
Posting Komentar