Perempuan Pada Perkebunan Sawit
Suatu siang yang basah di Medan, kami mendengar cerita sepasang suami istri yang bekerja sebagai buruh sawit di daerah Sumatera Utara. Dari mereka saya baru memahami apa itu buruh hantu. Hal ini terjadi karena target panen harian yang ditetapkan oleh perusahaan sawit pada buruh laki-laki sangat tinggi. Untuk memenuhi target tersebut, maka mereka mengajak istri bahkan anak-anaknya yang masih kecil membantu bapaknya bekerja. Pertanyaannya apakah perempuan tersebut mendapat upah? Tentu saja tidak. Kontribusi istri dalam bekerja agar supaya suaminya mendapatkan upah, yang kemudian dikelola untuk kebutuhan rumah tangga. Saya pun terdiam beberapa saat, mengingat kembali tentang unpaid work bahwa perempuan bekerja di pertanian namun tidak mendapatkan upah meskipun hari-harinya sangat produktif. Desa Sajau Kalimantan Utara Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia dengan luas area kebun sawit 15 juta ha ...