Kain Cantik Pemikat Hati
Mendengarnya berbicara mengenai
pengelolaan usaha batik, sebenarnya menggambarkan perjuangan industri batik
untuk dapat bertahan di “rumah” sendiri. Ketersediaan kain mori sebagai bahan
baku batik, pembatik dan pasar batik adalah rantai kehidupan usaha batik. “Saya
hanya dapet pasokan kain yang terbatas, tak sampai sebulan kerja, sudah
selesai. Bagaimana dengan para pekerja yang dibayar mingguan, mereka punya keluarga…”,
sambil menunjukkan kain polos tersebut.
Kemudian diajaknya saya
berkeliling di ruang produksi, mulai dari design, kemudian melihat beberapa ibu
berkelompok mengerjakan batik tulis dengan canting ditangan kanannya, kemudian
proses pewarnaan dan pengerjaan batik cap. Mereka yang bekerja disini ada yang
sudah lebih dari 20 tahun, mereka sudah seperti keluarga.
Proses pengerjaan batik tulis
yang lama, diimbangi dengan produksi batik cap untuk mengimbangi pemasukan
usaha batik, agar para pekerja dan pembatik tetap mendapat gaji.
Saat saya pamit pulang, Liem Poo
Hien tetap konsisten nawarin saya makanan, kali ini Ia mempromosikan pecel yang
jualan di depan rumahnya. Ibu tua yang berjualan pecel ini diminta berjualan
disitu, bagi-bagi berkatlah…., katanya menutup obrolan kami di sore hari. Sembari melambaikan tangan
dan senyumnya pun melebar mengantarkan kepulangan saya….
Komentar
Posting Komentar